KASKUS 2
Materi : Ikhlas dan Ittiba
Pemateri : K' Ashabul Kahfi
Assalamualaikum wr. wb.
Salah satu tujuan utama dalam beramal adalah mendapat pahala dari Allah Swt. Apakah amalan akan diterima jika kita tidak mengetahui cara agar amalan bisa diterima dan mendapat ridho dari Allah?. Maka sebelumnya kita harus mengetahui bagaimana amalan itu in sya Allah akan diterima. Amalan tidak lepas dari 2 hal yaitu ikhlas dan ittiba’.
Pertama adalah Ikhlas. Ikhlas adalah niat dalam beramal, dan ikhlas merupakan ruh bagi amalan. Seperti di dalam , (Muttafaqun’alaihi). "Sesungguhnya amal-amal itu tergantung dengan niat dan sesungguhnya setiap orang itu mendapatkan balasan sesuai dengan yang diniatkannya.”
Yang kedua adalah ittiba. Iittiba adalah amalan hendaknya dilakukan sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Dan ittiba ini adalah jiwa bagi amalan. Allah Swt berfirman, “Kataknlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Ali Imran:31)
Kedua syarat tersebut jangan sampai terpisah, karena jika salah satu syarat hilang maka itu bukan amal shalih. Ibnu iyad dalam kitabnya membagi 4 golongan yang ikhlas dan ittiba.
1. Orang yang ikhlas dalam beribadah dan sesuai sunnah.
Mereka adalah orang yang ahli ikhlas, karena mereka meyakini bahwa manusia tidak akan memberikan kehidupan kepada kita. Dia sudah memahami ikhlas dan menerapkan ittiba dengan sunah yang telah benar.
2. Orang yang beramal tetapi tidak ikhlas dan tidak sesuai sunah.
Manusia seperti ini adalah sebodoh bodohnya manusia. Allah melaknat orang orang yang bodoh. Seperti di dalam surah Al-imran ayat 188. Allah berfirman " jangan sekali-sekali kamu mengira bahwa orang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka dipuji atas perbuatan yang tidak mereka lakukan, jangan sekali sekali kamu mengira bahwa mereka akan lolos dari azab. mereka akan mendapat azab yang pedih"
3. Tidak Ikhlas Namun mengikuti sunnah (ittiba)
Misalnya, melakukan shalat sesuai dengan rukun-rukun shalat yang telah dicontohkan Rasulullah, namun ditengah perjalanan shalat tersebut, ada orang yang melihat dan hati timbul rasa ingin memperbagus gerakan, memperlama waktu shalat, dll. Contoh seperti ini adalah termasuk orang orang yang ingin dipuji, niat bukan karena Allah.
4. Ikhlas Namun Tidak Ittiba’
Misalnya, mencari berkah dikuburan, mengkhususkan membaca surat yasin selama 7 hari setelah kematian. Mungkin mereka ikhlas melakukannya, namun sayangnya tidak ada contoh dari Rasulullah dan perbuatan tersebut bisa dikatakan bid’ah.
Ciri-Ciri Hamba Yang Ikhlas
1. Selalu menganggap orang lain lebih baik darinya
2. Tidak terpengaruh pujian dari orang lain
3. Selalu melihat kekurangan dirinya
4. Berusaha menyembunyikan amal kebaikannya
5. Tidak menyukai popularitas
6. Tidak memilih amalan-amalan yang ingin dikerjakan
7. Tidak mengharapkan imbalan
8. Selalu berayukur atas nikmat Allah Swt.
Menerapkan sifat ikhlas dan ittiba memang tidak mudah tetapi banyak keuntungan dari sifat ini. Maka sifat ini harus selalu di terapkan dan dipupuk dalam hati agar kita termasuk orang orang yang tidak sia sia dalam beramal shalih.
Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.
Walaikumsallam wr.wb