REPRESENTASI
DATA DAN BILANGAN
REPRESENTASI DATA
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep. Representasi data adalah lambang untuk memberi tanda bilangan biner yang telah diperjanjikan yakni 0 (nol) untuk bilangan positif atau plus dan 1 untuk bilangan negatif atau minus. Pada bilangan n-bit, jika susunannya dilengkapi dengan bit tanda maka diperlukan register dengan panjang n+1 bit. Dalam hal ini, n bit digunakan untuk menyimpan bilangan biner itu sendiri dan satu bit untuk tandanya. Pada representasi bilangan biner yang dilengkapi dengan tanda bilangan, bit tanda ditempatkan pada posisi paling kiri.
TIPE DATA
Disetiap bahasa pemrograman, disediakan
berbagai jenis tipe data. Penentuan tipe data yang tepat (sesuai dengan karakterisitik
data yang akan diolah) akan menjadikan sebuah program dapat dieksekusi secara
efektif.
Jenis-Jenis Tipe Data :
1.
Integer
Interger adalah data numerik yang tidak mengandung pecahan, dan disajikan
dalam memori komputer sebagai angka bulat. Mengacu pada obyek data dengan range
-32768 s/d 32767. Operasi yang dapat dilaksanakan :
·
Penambahan ( + )
·
Pengurangan ( - )
·
Perkalian ( * )
·
Pembagian Integer ( / )
·
Pemangkatan ( ^ )
Operasi diatas disebut dengan operasi Binar atau arimatic operator yaitu
operasi yang bekerja terhadap 2 Integer ( operand ). Sedangkan operator yang
mempunyai satu operand disebut Unar ( Negasi = Not ). Selain itu ada juga
operasi tambahan yang disediakan oleh bahasa pemrograman tertentu, yaitu :
·
MOD : sisa hasil pembagian bilangan
·
DIV : hasil pembagi bilangan
·
ABS : Mempositifkan bilangan negative
·
SQR : menghitung nilai akar dari
bilangan Penulisan di dalam bahasa pemrograman Pascal : var a : integer
2.
Real
Data numerik yang mengandung pecahan digolongkan dalam jenis data Real
(floating point). Operasi yang berlaku pada bilangan integer juga berlaku pada
bilangan real. Selain itu ada operasi lainnya seperti :
INT : membulatkan bilangan real , misal INT(34.67) = 34
3.
Boolean
Type ini dikenal pula sebagai “ Logical Data Types”, digunakan untuk
melakukan pengecekan suatu kondisi dalam suatu program. Elemen datanya hanya
ada 2 yaitu True dan False, biasanya dinyatakan pula sebagai 1 dan 0.
Operatornya terdiri dari : AND, OR, NOT. Dalam urutan operasi, Not mendapat
prioritas pertama, kemudian baru AND dan OR kecuali bila diberi tanda kurung.
Sama halnya seperti table logika, Nilai true dan false dapat juga dihasilkan
oleh operator Relational.
Operator tersebut : < , > , <= , >= , = , <> , =
Ex. 6 < 12 : True ,
A <>A : False.
4.
Karakter dan String
Type karater mempunyai
elemen sebagai berikut :
(0,1,2,3,…,9,A,B,C,…,X,Y,Z,?,*,/,…)
Data type majemuk yang dibentuk dari karakter disebut STRING. Suatu string
adalah barisan hingga simbol yang diambil dari himpunan karakter yang digunakan
untuk membentuk string dinamakan Alfabet.
Contoh : Himpunan string {A,A,1} dapat berisi antara lain :
(AB1), (A1B), (1AB),…dst.
Termasuk string Null (
empty / hampa / kosong ) = { }
Secara umum suatu
string S dinyatakan : S : a1, a2, a3,… an, Panjang dari string dilambangkan S
=N atau Length (S) = N dimana N adalah banyaknya karakter pembentuk string.
Untuk string Null = 0, untuk blank (spasi)=1.
TEORI BILANGAN
Adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item
phisik. Sstem bilangan yang paling banyak dipergunakan oleh manusia adalah
sistem bilangan desimal , yaitu sistem bilangan yang banyak menggunakan 10
macam simbol untuk mewakili suatu besaran. Basis yang digunakan masing-masing
sistem bilangan tergantung dari jumlah nilai bilangan yang dipergunakan.
·
Sistem bilangan desimal dengan basis 10 (dece
berarti),menggunakan 10 macam simbol bilangan yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8 dan 9.
Nilai suatu bentuk bilangan desimal dapat berupa integer desimal atau pecahan
desimal. Integer desimal adalah nilai desimal yang bulat. Absolute value
merupakan nilai mutlak dari masing-masing digit di bilangan. Position value
(nilsi posisi) merupakan penimbang atau bobot dari masing-masing digit
tergantung dari letak posisinya yaitu bernilai basis dipangkatkan dengan urutan
posisinya.
Contoh: 234,5 = 2 x 102 + 3×101 +
4×100 + 5×10-1
Artinya : 7 ratusan,2 puluhan,4 satuan.dan 5 sepersepuluhan
Artinya : 7 ratusan,2 puluhan,4 satuan.dan 5 sepersepuluhan
·
Sistem bilangan binari dengan 2 basis (binary
berarti 2), menggunakan 2 macam simbol bilangan. Bilangan berbentu 2 digit
angka yaitu 0 dan 1
Contoh: 101111 = 1×25 + 0×24 + 1×23 + 1×22 + 1×21 + 1×20 = 47
Sehingga (101101)2 = (47)10
Contoh: 101111 = 1×25 + 0×24 + 1×23 + 1×22 + 1×21 + 1×20 = 47
Sehingga (101101)2 = (47)10
·
Sistem bilangan oktal dengan basis 8 (octal
berarti 8), menggunakan 8 macam simbol bilangan, yaitu 0,1,2,3,4,5,6 dan 7
Contoh penjumlahan : 376 (8) + 45 (8) = ……. (8) 11 376 45 —— + 443 5+6=11, 11/8= 1 sisa 3 1+7+4=12, 12/8= 1 sisa 4 1+3=4
Contoh perkalian : 56 (8) x 43 (8) = ……. (8) 56 43 —— x 212 3×6=18, 18/8= 2 sisa 2 270 3×5=15+ 2 =17, 17/8=2 sisa 1 ——- + 4×6=24, 24/8= 3 sisa 0 3112 4×5=20+ 3 =23, 23/8=2 sisa 7
Contoh penjumlahan : 376 (8) + 45 (8) = ……. (8) 11 376 45 —— + 443 5+6=11, 11/8= 1 sisa 3 1+7+4=12, 12/8= 1 sisa 4 1+3=4
Contoh perkalian : 56 (8) x 43 (8) = ……. (8) 56 43 —— x 212 3×6=18, 18/8= 2 sisa 2 270 3×5=15+ 2 =17, 17/8=2 sisa 1 ——- + 4×6=24, 24/8= 3 sisa 0 3112 4×5=20+ 3 =23, 23/8=2 sisa 7
·
Sistem bilangan hexadecimal dengan 16 basis (
hexa berari 6 dan deca berarti10), menggunakan 16 macam simbol bilangan yaitu;
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E dan F. Bentuk nilai suatu bil.hexa dapat berupa integer hexa (hexa
integer) atau pecahan hexa (hexa fraction) . Integer Hexa adalah nilai hexa
yang bulat.
contoh 152B (16) artinya : 152B (16) = (1×16 3 ) + (5×16 2 ) +(2×16 1 ) +(Bx16 0 ) = (1×4096) + (5×256) + (2×16) + (11×1) = 4096 + 1280 + 32 + 11 = 5419 (10).
contoh 152B (16) artinya : 152B (16) = (1×16 3 ) + (5×16 2 ) +(2×16 1 ) +(Bx16 0 ) = (1×4096) + (5×256) + (2×16) + (11×1) = 4096 + 1280 + 32 + 11 = 5419 (10).
KONVERSI
BILANGAN
1. Konversi
Bilangan Biner ke Desimal
Sistem bilangan
desimal/persepuluhan adalah sistem bilangan yang menggunakan 10 macam angka
dari 0,1, sampai 9. Setelah angka 9, angka berikutnya adalah 1 0, 1 1, dan
seterusnya (posisi di angka 9 diganti dengan angka 0, 1, 2, .. 9 lagi, tetapi
angka di depannya dinaikkan menjadi 1). Sistem bilangan desimal sering dikenal
sebagai sistem bilangan berbasis 10, karena tiap angka desimal menggunakan
basis (radix) 10, seperti yang terlihat dalam contoh berikut: angka desimal 152
jika diurai lebih detail akan sama dengan 1*102 + 5*101 + 2*100
152 = 1*102 + 5*101 + 2*100
152 = 1*102 + 5*101 + 2*100
2. Konversi
Bilangan bulat desimal ke Biner
Konversi bilangan bulat desimal ke
biner dilakukan dengan membagi secara berulang-ulang suatu bilangan desimal
dengan 2. Sisa setiap pembagian merupakan bit yang didapat.
Contoh: Konversi 625des ke biner
625 / 2 = 312 sisa 1 (LSB)
312 / 2 = 156 0
156 / 2 = 78 0
78 / 2 = 39 0
39 / 2 = 19 1
19 / 2 = 9 1
9 / 2 = 4 1
4 / 2 = 2 0
2 / 2 = 1 0
1 / 2 = 0 1 (MSB)
Jadi 625des = 1001110001bin
625 / 2 = 312 sisa 1 (LSB)
312 / 2 = 156 0
156 / 2 = 78 0
78 / 2 = 39 0
39 / 2 = 19 1
19 / 2 = 9 1
9 / 2 = 4 1
4 / 2 = 2 0
2 / 2 = 1 0
1 / 2 = 0 1 (MSB)
Jadi 625des = 1001110001bin
3. Konversi
Bilangan Oktal ke Desimal
Contoh bilangan bulat:
1161okt = 625des
1161okt Berarti :
= 1 X 83 + 1 X 82 + 6 X 81 + 1 X 80
= 512+64+48+1
= 625des
1161okt = 625des
1161okt Berarti :
= 1 X 83 + 1 X 82 + 6 X 81 + 1 X 80
= 512+64+48+1
= 625des
Contoh bilangan pecahan:
13,6okt = 11,75des
13,6okt Berarti :
= 1 X 81 + 3 X 80 + 6 X 8-1
= 8 + 3 + 0,75
= 11,75des
13,6okt = 11,75des
13,6okt Berarti :
= 1 X 81 + 3 X 80 + 6 X 8-1
= 8 + 3 + 0,75
= 11,75des
4. Konversi
Bilangan Desimal ke Oktal
Contoh Bilangan Bulat :
625des = 1161okt
625 / 8 = 78 sisa 1 (LSB)
78 / 8 = 9 6
9 / 8 = 1 1
1 / 8 = 0 1 (MSB)
625des = 1161okt
625 / 8 = 78 sisa 1 (LSB)
78 / 8 = 9 6
9 / 8 = 1 1
1 / 8 = 0 1 (MSB)
Contoh Bilangan Pecahan :
0,1des = 0,063….okt
0,1 X 8 = 0,8 sisa 0 (MSB)
0,8 X 8 = 6,4 6
0,4 X 8 = 3,2 3 (LSB)
0,1des = 0,063….okt
0,1 X 8 = 0,8 sisa 0 (MSB)
0,8 X 8 = 6,4 6
0,4 X 8 = 3,2 3 (LSB)
5.
Konversi Bilangan Oktal
Konversi bilangan oktal ke biner
lebih mudah dibandingkan dengan konversi bilangan oktal ke desimal. Satu digit oktal
dikonversi ke 3 bit biner
Contoh: 1161okt = 001001110001bin
1 1 6 1
001 001 110 001
Contoh: 0,063okt = 0,000110011bin
0 6 3
000 110 011
1 1 6 1
001 001 110 001
Contoh: 0,063okt = 0,000110011bin
0 6 3
000 110 011
6. Konversi
Bilangan Biner ke Oktal
Contoh Bilangan Bulat:
1001110001bin = 1161okt
001 001 110 001
1 1 6 1
1001110001bin = 1161okt
001 001 110 001
1 1 6 1
Contoh Bilangan Pecahan:
0,000110011bin = 0,063okt
000 110 011
0 6 3
0,000110011bin = 0,063okt
000 110 011
0 6 3
7. Konversi
Bilangan Heksadesimal ke Desimal
Contoh: 271heks = 625des
271heks
= 2 X 162 + 7 X 161 + 1 X 160
= 512 + 112 + 1
= 625des
0,Cheks = 0,75des
0,C heks
= 0 X 160 + 12 X 16-1
= 0 + 0,75
= 0,75des
271heks
= 2 X 162 + 7 X 161 + 1 X 160
= 512 + 112 + 1
= 625des
0,Cheks = 0,75des
0,C heks
= 0 X 160 + 12 X 16-1
= 0 + 0,75
= 0,75des
Tidak ada komentar:
Posting Komentar